Jurus menghindari dehidrasi


Saat bersepeda, jangan menunggu rasa haus baru minum. Sebab ketika rasa haus itu datang sesungguhnya anda sudah dehidrasi, alias kekurangan 2 persen dari seluruh cairan di tubuh.
Kekurangan cairan sebanyak itu, berarti kinerja tubuh sudah berkurang 10 persen. Itulah nasihat Eric Sternlicht, PhD, seorang master time trial dan juga profesor Kinesiologi di Chapman University, California, AS, seperti dikutip Bicycling.com.

Celakanya, tidak semua pesepeda menyadari tubuhnya telah dehidrasi, karena memang tanda-tanda dehidrasi tak kentara. Rasa lelah, tenaga berkurang, apalagi pusing, itu bukan tanda-tanda dehidrasi, tapi sudah merupakan akibat.

Sebagaimana diketahui, 70% dari tubuh manusia dewasa adalah air. Air itu tersebar di organ-organ vital seperti paru 90%, darah 82%, kulit 80%, otot 75%, otak 70%, dan tulang 22%. Peran air di dalam tubuh adalah sebagai pembentuk sel dan cairan tubuh, pelarut, pengeluaran zat sisa dan tidak terpakai, pengatur suhu, media transportasi nutrisi, pelumas, bantalan tubuh dan sebagainya.
Bisa dibilang tidak ada satu pun fungsi tubuh yang tidak berkaitan dengan air. Dampak terburuk dari dehidrasi antara lain adalah gagal ginjal dan serangan jantung. Sebab jantung dipaksa untuk bekerja lebih kencang.

Cara terbaik mengatasi dehidrasi, tentu saja minum. Tapi minum air saja tidak cukup, sebab tubuh butuh waktu menyerap air untuk menggantikan cairan yang terbuang. Minuman yang mengandung isotonik, bisa menjadi pilihan karena komposisinya mirip dengan cairan tubuh.
Bagi pesepeda, yang jauh lebih baik adalah menghindari terjadinya dehidrasi. Nah jurus ampuh menghindari dehidrasi, adalah minum air, tak perlu menunggu haus.
Seberapa banyak air yang harus diminum? Secara prinsip adalah mengkonsumsi air satu setengah kali lebih banyak dari cairan tubuh yang keluar menjadi keringat. Alasannya karena cairan tubuh tak hanya keluar dari keringat, tapi juga urin.

Tapi tentu tidak perlu minum terlalu banyak, sampai kembung misalnya. Lalu seberapa ukuran minum yang tepat? Agar proses hidrasi berjalan normal, saat bersepeda jauh, bisa disimulasikan dengan lebih tepat, melalui situs Camelbak. Situs ini menyediakan kalkulator simulasi hidrasi.
American College of Sports Medicine menyarankan agar para pesepeda minum air setiap 20 menit. Volumenya, kurang lebih setiap 1 jam perjalanan, sebanyak 500 ml.

Catatan yang juga penting, ada beberapa minuman yang harus dihindari untuk proses hidrasi yang baik. Jenis minuman teh --bersifat diuretic, kopi (cafein), serta minuman beralkohol, sangat tidak disarankan untuk diminum, sebab kandungan zat pada minuman tersebut menghambat proses hidrasi.
Seberapa banyak harus dibawa setiap kali bersepeda? Tentu disesuaikan dengan durasi. Bila lintasan bisa ditempuh dalam waktu 1 jam, berbekal air dalam botol (bottle tack) yang bisa ditaruh di cepitan yang melekat di bodi sepeda (bottle cage), sudah cukup. Botol ini rata-rata berisi 500-700 ml.
Namun bila perjalanannya jauh lebih lama, lebih tepat membawa tandon air (water blader) dalam ransel. Water blader berkapasitas 1000-2000 ml, artinya bekal air masih mencukupi ketika bersepeda sampai 4 jam pun.
Previous
Next Post »
0 Komentar